Aku pun akan hancur, bila tetap bertahan dalam badai yang
kau beri
Hei kamu..!
Kamu yang selalu menjelma di ruang hati
Menerobos, mendesak, lalu memaksa masuk
Aku tak penah membecimu
Bahkan, aku tak pernah melarangmu singgah
Atau mengusirmu pergi jauh
Aku selalu percaya padamu
Dan membiarkanmu ikut melangkah bersamaku
Ku beri nama harapan !
Ya, kamu lah harapan
Bukankah kamu datang untuk menghapus ragu ?
Menghapus luka? Menunjukan seberkas sinar?
Lalu, keman kamu sekarang?!
Ternyata, kamu tak lebih dari seorang PENIPU
Ya, harapan adalah seorang penipu dan pencuri kebahagiaan
Kamu datang dengan senyum dan seikat bunga
Menebarkan benih dihatiku, lalu kembali dengan duka
Bukankah kamu adalah seorang PENDUSTA?
Seorang yang picik dan tak bertanggung jawab?
Hei kamu!!!!
Yang aku sebut sebagai harapan,,
Kamu hanya impian kosong,
Indah namun aku sakit
Jangan pernah kau datangi lagi ruang hati ini. !
-novel-
Rindu ini masih saja milikmu
Meski waktu telah
lama berlalu
Kisah kita seakan jadi mantra dalam hari-hari
Yang terkadang terasa memilukan hati
Namun, harapan hanya bagi tetes air
Di atas embun, selalu terjatuh
Jangan bawakan lagi aku cinta
Tak ada sisa harapan yang bisa aku tawarkan kepadamu
Bahkan hingga ujung hari terakhirku
Dan kau masih saja berdri disisiku
Benarkan esok masih ada sinar matahari yang mampu
menghangatkan kita?
Mungkin bagimu, cinta seperti memungut bebatuan di pinggir
sungai. Banyak bertebaran. Bosan bias dilemparkan jauh-jauh , kurang tinggal
masukan batu yang lain kedalam kantng lainnya. Apakah perangaitersebut pantas
disebut cinta?
-novel-

Tidak ada komentar:
Posting Komentar